Pimpin Pelepasan Jenazah Djoko Santoso, Panglima TNI Kenakan Masker

Pimpin Pelepasan Jenazah Djoko Santoso, Panglima TNI Kenakan Masker

Pimpin Pelepasan Jenazah Djoko Santoso, Panglima TNI Kenakan Masker

Kasus dugaan perbudakan belasan WNI di kapal nelayan berbendera China, Long Xing 629, tetap terus bergulir. Selain dianggap lakukan eksploitasi terhadap pekerja, kapal nelayan tersebut termasuk dianggap lakukan Illegal fishing.

"Seharusnya grup (kapal) ini menangkap tuna sebab memanfaatkan alat tangkap long line. Namun faktanya, mereka termasuk punyai alat tangkap untuk menangkap hiu dan spesies dilindungi lainnya," tulis kuasa hukum WNI ABK, DNT Lawyers, didalam keterangannya, Minggu (10/5). Pantaipoker Dominokiu

Kapal tersebut dianggap mampu menangkap 20 ekor ikan hiu per hari. Hasil tangkapan itu lantas dipindahkan ke kapal lain di sedang laut.

"Pada periode tangkapan terakhir, mereka punyai 16 boks yang tiap-tiap memuat 45 kilogram sirip hiu," lanjutnya.

Aktivitas ilegal inilah yang dianggap menjadi salah satu alasan mengapa kapal tersebut tidak pernah berlabuh selama 13 bulan terakhir. Sebab, mereka cemas kegiatan ilegal itu ketahuan oleh petugas pelabuhan jika merapat ke daratan.

"Juga dianggap untuk membatasi akses ABK untuk mampu mengadu ke pihak lain berkenaan keadaan tidak manusiawi di atas kapal," imbuh kuasa hukum para ABK tersebut.

Kapal Long Xing 629 sebetulnya hanya satu berasal dari beberapa kapal di bawah bendera Dalian Ocean Fishing Co., Ltd. Selain itu, tetap ada kapal lain bernama Long Xing 806, Long Xing 805, Long Xing 630, Long Xing 802, Long Xing 605, dan Tian Yu 8.