Kisah 5 Mahasiswa Unipa Maumere Bertugas di Karantina Jadi Relawan COVID-19
Merebaknya wabah COVID-19 menyebabkan warga Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) khawatir. Saat ini, kurang lebih tersedia 88 warga Sikka yang dikarantina oleh Pemkab Sikka sebab reaktif COVID-19. Pantaipoker Dominokiu
Warga yang suspect ini tengah merintis karantina terpusat di Aula SCC dan Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yang berada di dalam satu kompleks di Jalan Ahmad Yani, Kota Maumere.
Untuk melayani kebutuhan warga karantina ini, tiap-tiap harinya petugas berasal dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPD) Sikka dibantu oleh kurang lebih 11 orang relawan berasal dari PMI Cabang Sikka.
Dari 11 orang relawan ini, tersedia 5 orang relawan yang masih berstatus mahasiswa. Kelimanya yakni, Yohanes Ledo, mahasiswa Semester 6 Teknik Sipil, Fransiskus Dedi Seda, semester 6 Teknik Sipil, dan Ferdinandus Yosef Sawa, Semester 6 Teknik Sipil, Kaliktus Terasius, Semester 4 Teknik Informatika dan Oktavianus Siprianus, Semester 8 Jurusan PGSD Universitas Nusa Nipa Maumere.
Mereka mengisi pas perkuliahan online ini dengan menjalankan misi kemanusiaan menjadi Relawan PMI sejak 23 Maret 2020 lalu.
Saat itu, Pemkab Sikka mulai menyiapkan wilayah karantina terpusat bagi para pelaku perjalanan berasal dari area terpapar corona. Mereka pun ikut mendukung menyiapkan wilayah karantina ini.
Sejak 23 Maret lantas hingga hari ini, mereka tetap bertugas baik di wilayah karantina maupun dengan berkunjung ke beragam layanan publik di Kota Maumere untuk laksanakan penyemprotan disinfektan.
Aktivitas penyemprotan disinfektan mulai menyusut di layanan publik sejak kehadiran warga karantina eks penumpang KM Lambelu, 7 April 2020 lalu. Mereka pun praktis tiap-tiap harinya berrtugas di wilayah karantina mendukung Gugus Tugas Penanganan COVID-29 Sikka melayani warga yang tengah dikarantina.
Sabtu (9/5/2020), aku menemui mereka di wilayah karantina. Sore itu, mengenakan busana hazmat lengkap dengan penutup wajah, kacamata, sepatu boot, dan sarung tangan, mereka tengah menanti kehadiran 18 santri berasal dari Desa Parumaan, yang bakal merintis karantina.
Usai beroleh pengarahan berasal dari koordinator Relawan PMI, Arnold Lado, mereka pun bersiap menanti kehadiran para santri yang tengah dijemput oleh Gugus Tugas COVID-19 Sikka.
Dengan APD lengkap yang hanya keluar mata berasal dari balik penutup wajah, di punggung mereka udah tersedia tabung berwarna putih berlogo PMI yang memuat cairan disinfektan dan antiseptik yang bakal disemprotkan kepada para santri dan barang bawaannya.
Usai menyemprotan disinfektan terhadap barang bawaan dan menyemprot antiseptik terhadap para santri, kelimanya dengan relawan lainnya, mendata dan mengantar para santri ke di dalam gedung karantina.
Sejam sebelum saat kehadiran para santri, dengan APD lengkap, mereka membersihkan dan menyikat ruangan Aula SCC untuk dijadikan area tidur bagi warga karantina baru ini.
"Kami mahasiswa Unipa menjadi relawan kemanusiaan disini udah 44 hari lalu, sejak 23 Maret 2020. Kami tersedia 5 orang. Selain itu, tersedia terhitung sebagian alumni Unipa ," ungkap Yohanes Ledo.
Setelah itu, lanjut Jesen, pihaknya mendistribusikan air bagi warga karantina dan kemudian bergabung dengan relawan berasal dari BPBD dan Gugus Tugas laksanakan tugas lainnya yang udah diberikan.
Jesen menuturkan, terhadap awalannya ia dan 2 rekan mahasiswa khawatir dikala diminta menjadi relawan di wilayah karantina, tapi demi kemanusiaan, mereka memberanikan diri untuk selamanya menjadi relawan menjalankan misi kemanusiaan mendukung warga karantina corona ini.
"Sebagai manusia biasa, kami sesungguhnya khawatir dan takut. Tetapi senjata utama kami adalah APD yang lengkap ini. Sehingga kami mulai selamanya terlindung," ungkap Jesen.
Lanjutnya, terhadap awal bertugas sesungguhnya APD yang dikenakan masih terbatas. Hanya bermodalkan sarung tangan dan masker. Namun setelah kehadiran KM Lambelu, 7 April 2020 lantas yang mana 179 eks penumpang dikarantina, ia dan rekannya udah diberikan APD secara lengkap oleh Gugus Tugas COVID-19.
Jesen yang terhitung adalah aktivis PMKRI Maumere ini menuturkan, selama bertugas di wilayah karantina, pihaknya selamanya ikuti prosedur selamanya (protap) yang ditentukan oleh Gugus Tugas agar dirinya mulai selamanya terlindungi berasal dari paparan virus corona ini.
No comments:
Post a Comment