Viral Wisudawan Joget Entah Apa yang Merasukimu Saat Terima Ijazah
www.pokerpantai.org -Wisuda jadi kesibukan paripurna seorang mahasiswa. Di titik inilah segala pencapaian dapat terasa bermakna.
Tak tidak benar kecuali seorang mahasiswa berasal dari Universitas Hang Tuah, Surabaya jalankan aksi `tari merasukimu`. Ya, tarian itu terlihat gara-gara lagu Salah Apa Aku-Ilir7.
Video aksi wisudawan ini viral di tempat sosial sehabis diunggah account @luciellululu di Twitter. Tetapi, video itu awalannya berasal dari siaran langsung account Universitas Hang Tuah pada 28 September 2019.
Aksi kocak wisudawan itu sanggup dicermati di pas 2:04:21.
Sosok pria di dalam wisuda tersebut bernama Raja Fadli. Dia merupakan lulusan Jurusan Perkapalan Universitas Hang Tuah.
Akun Instagram Raja Fadli pun disebut warganet.
" Oh jadi ini anak Univ Hang Yuah yang viral itu wkwk," tulis seorang warganet.
" Ini yang kembali viral itu kan wkwk, entah apa yang merasukimu," kata warganet lain.
Di Instagram Stories miliknya, Fadil mengaku aksi itu lelucon spontan. " Maaf ya Pak. Canda doang," kata dia.
Tidak tersedia yang terlalu tua untuk belajar. Kata-kata bijak itu barangkali sanggup menggambarkan laki laki tua ini.
Kisah kakek ini diunggah account Twitter @eikazulaikha_. Zulaikha, yang menceritakan kisah kakeknya yang baru saja diwisuda sarjana. Nama sang kakek sengaja tak dia sebutkan.
" Kakekku mendapat gelar sarjana TESL di usia 87 tahun. Dia apalagi tidak menghendaki singgah di hari wisudanya," kata Zulaikha.
Sang Kakek lulus sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris. Sang Kakek lulus Teaching English as a Second Languagnge (TESL).
Zulaikha mengatakan, meski telah lulus, sang kakek enggan menghadiri wisuda. Keluarga selanjutnya membujuk kakek tersebut untuk menghadiri wisuda.
Zulaikha mengatakan, sang kakeknya terlalu menghendaki konsisten belajar. " Dia hanya senang studi dan konsisten melakukannya, dia tidak acuhkan bersama gelar yang didapat," ujar dia.
Tak harus dikatakan, netizens terlalu terkesan bersama apa yang telah dicapai sang kakek. Mereka menunjang sang kakek dan menyebut dedikasi kakeknya yang telah menginspirasi.
Bagi mahasiswa, wisuda semestinya jadi hari yang paling membanggakan. Apalagi dinobatkan sebagai mahasiswa terbaik. Tapi, wisuda ini sanggup jadi acara yang paling menyedihkan dan suram bagi mahasiswa yang satu ini.
Senin 22 April 2019, seorang pria bernama Jeric R. Rivas resmi mengantongi gelar sarjana sains di bidang kriminologi. Lulusan La Concepcion College San Jose Del Monte Bulacan, Filipina, ini justru menangis.
Rivas menangis ketika namanya dipanggil untuk maju ke atas panggung untuk menerima tabung wisuda. Tangisannya makin lama jadi ketika menerima gelar sarjana.
Cerita ini diunggah di account Facebooknya. Rivas mengatakan orang tuanya tak dulu singgah ke momen privat di di dalam hidupnya. Terutama, ketika dia dinobatkan sebagai siswa paling baik pas upacara kelulusan Sekolah Dasar (SD).
“ Ketika duduk di bangku SD, aku menerima gelar sebagai siswa terbaik, tapi orang tua tidak dulu datang. Mereka semestinya naik ke atas panggung dan mengalungkan medali di leher. Tapi, gara-gara tidak datang, aku menampik medali,” tulis dia.
Setelah merampungkan sekolah, Rivas meninggalkan rumah orang tuanya di Pulau Sibuyan, Romblon, untuk melacak kehidupan yang lebih baik. Dia pun mengenyam pendidikan di La Concepcion College di San Jose Del Monte, Bulacan.
Di sana, Rivas tak mencapai lulusan paling baik bersama mudah. Pria ini harus bekerja serabutan untuk membiayai kuliah. Dia bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik, pramusaji di resto cepat saji, dan pembantu rumah tangga.
Beruntung tersedia banyak profesor yang membantunya dan mengundang Rivas ke rumah sehabis mendengar suasana yang dialami pria itu. Malah, profesor-profesor ini jadi keluarga kedua bagi Rivas.
Malah, pas upacara kelulusan, profesor-profesornya naik ke atas panggung ketika nama Rivas dipanggil untuk menerima tabung wisuda.
“ Satu demi satu nama wisudawan dipanggil dan mereka naik ke atas panggung bersama orang tuanya, tapi orang tuaku tak dulu datang. Ketika namaku dipanggil, profesor-profesorku singgah dan menemani aku naik ke atas panggung,” tulis dia.
Para pengajarnya memeluk Rivas dan membesarkan hatinya. “ Saat itu, kesedihanku berkurang, tapi aku selamanya menangis di depan banyak orang,” tulis www.pokerpantai.org.
Di akhir tulisan, Rivas berterima kasih kepada para profesor dan semua orang yang telah membantunya melalui era sulit, termasuk pas upacara kelulusan.
Untuk orang tuanya, meskipun memperoleh penolakan dan sakit hati, Rivas selamanya berterima kasih. Dia meminta orang tuanya sanggup bangga kepadanya.
“ Untuk orang tua yang hingga hari ini tak sanggup menerimaku, kecuali membaca ini, inilah aku sekarang. Saya meminta kalian bangga,” tulis dia.
No comments:
Post a Comment