Bocah Ini Menang Lomba Lari 10K Secara Tak Sengaja
Klik di Situs ini -Kade Lovell, bocah berusia 9 th. asal St. Cloud menghebohkan jagad dunia maya. Kade menang lomba lari 10 Kilometer (10K) secara tak sengaja.
Kade semestinya ikuti lomba 5 Kilometer di Sartell, Minnesota, Amerika Serikat, terhadap Sabtu, 28 September 2019. Tapi, dia terperangkap dalam rute yang jauh lebih lama.
" Ketika aku merasa berlari, aku biasanya merasa lambat," kata Kade, dilaporkan, CBS Local, Selasa, 1 Oktober 2019.
Kade menyukai lomba lari sejak kanak-kanak. Di usia 18 bulan dia ikuti lomba lari pertama berjarak 1 kilometer.
" Pada selanjutnya di mana kamu mesti membalik ada sinyal 10K, aku seperti, 'ini bukan 5K.' Begitu aku berbalik aku seperti, ibuku berteriak padaku," kata dia.
Kade mengatakan, dia ikuti lomba bersama rute yang salah. Alih-alih berbelok ke rute 5 kilometer, dia berlari terus lurus dan tak jelas menggandakan rutenya menjadi 10 kilometer.
Heather Lovell, ibunda Kade, merasa emosional bersama kemenangan anaknya. Dia awalnya tunggu sang anak selesaikan lari 5 kilometer. Bahkan, dia sempat mengira sang anak hilang.
" Aku seperti,‘OK, aku semestinya menemuinya sekarang, tetapi aku tidak'," kata Heather.
Heather sempat cemas sebab Kade tak kunjung muncul. Dia menangis. Tapi, begitu mendengar anaknya juara lari 10 kilometer, dia bahagia. Sebab, Kade tidak hanya memenangkan peringkat pertama kejuaraan di kelompok usianya, tetapi semua lomba.
" Aku beralih dari panik, gila, gembira, senang untuknya," kata Heather.
Kade selesaikan lomba 10 kilometer hanya dalam saat 48 menit. Usia umumnya pelari yang menggapai garis akhir 10 kilometer yakni di atas 38 tahun.
Tajikistan menggelar lomba lari unik. Pesertanya para pria yang berusia di atas 1/2 Abad. Lomba yang digelar sebagian saat lalu itu berjalan meriah. Diikuti ratusan orang.
Yang memicu lomba ini lebih menarik adalah ikutnya sekelompok ulama dalam lomba lari itu. Dan hebatnya, sebagian ulama memenangkan lomba lari--tidak disebut berapa jarak yang mesti ditempuh--ini.
" Sebanyak dua puluh perwakilan religius berpartisipasi dalam lari massal ini dan hasilnya bagus," tutur inisiator lomba, Sulaymon Yusupov dikutip Dream dari laman islam.ru, Minggu 25 Mei 2014.
Para ulama di Tajikistan baru kali ini ikut serta dalam sebuah lomba lari yang mempunyai tujuan untuk memajukan kehidupan sehat masyarakat ini. Mereka memutuskan ambil bagian setelah diundang oleh panitia lomba.
Ulama yang menjadi pemenang lomba ini adalah Abdulhomid Odilov. Dia mengatakan, setiap muslim mesti aktif dan bergaya hidup sehat layaknya dalam perlombaan ini. Selain Odilov, ulama lainnya, Saidolim Sharipov, termasuk memenangkan lomba ini, tetapi bersama kategori berbeda.
Saat berlari atau berjalan, kaki bekerja kuat sehingga aktivitas itu berjalan bersama baik dan sempurna.
Namun tanpa disadari, lengan sebenarnya termasuk punya peran yang tak kalah pentingnya dari kaki.
Saat kami berjalan, lengan biasanya bergantung secara alami dalam posisi lurus di sisi tubuh. Saat berlari, lengan dalam posisi mengayun sambil menekuk di bagian siku.
Selama ini bisa saja banyak yang tidak tertarik bersama fenomena ini. Namun bagi para ilmuwan, jelas lengan menekuk saat berlari ini merupakan sebuah teka-teki yang menarik.
Para peneliti baru-baru ini menyelidiki bagaimana posisi lengan memengaruhi efisiensi daya saat berjalan dan berlari.
Mereka termasuk menemukan, berjalan bersama lengan ditekuk sebenarnya kurang efektif daripada berjalan bersama lengan lurus.
Menurut hipotesis awal belajar paling baru di Journal of Experimental Biology yang terbit 9 Agustus 2019 menghasilkan, lengan yang ditekuk punya busur yang lebih pendek daripada lengan lurus.
Oleh sebab itu, lengan yang ditekuk perlu lebih sedikit daya untuk berayun maju dan mundur. Sehingga semestinya lebih efektif tidak hanya untuk berlari, tetapi untuk berjalan juga.
Tetapi, kalau lengan yang ditekuk lebih irit energi, mengapa para pejalan kaki tidak secara alami menekuk lengan mereka?
Untuk jelas jawabannya, penulis belajar meneliti pergerakan delapan orang - empat pria dan empat wanita - di atas treadmill.
Saat subjek berjalan dan berlari (melakukan kedua aktivitas bersama lengan lurus dan sesudah itu bersama lengan ditekuk), para ilmuwan memakai kamera inframerah dan perangkat lunak gerak untuk merekam gerakan subjek dan memicu model digital 3D tubuh mereka.
Dua minggu kemudian, subjek ulangi sesi treadmill mereka sambil mengenakan masker pernapasan. Sehingga para peneliti sanggup menyatukan information metabolisme yang mewakili pemanfaatan daya subjek.
Ketika subjek berlari bersama lengan lurus di kedua sisi tubuh, mereka mengaku merasa aneh. Tetapi tidak ada perbedaan mencolok dalam efisiensi energi, terlepas mereka menekuk atau meluruskan lengan.
Namun, kala subjek berjalan bersama tangan ditekuk, pengeluaran daya mereka meningkat kurang lebih 11%.
Hal itu karena, subjek perlu lebih banyak usaha untuk melindungi lengan mereka selalu ditekuk saat bergerak bersama kecepatan yang relatif lambat.
Eksperimen ini menjelaskan, mengapa orang-orang secara alami meluruskan lengan mereka kala berjalan kaki. Tetapi alasan umum kenapa kami menekuk lengan saat berlari masih menjadi misteri.
Menurut sebuah belajar 2014, mengayunkan lengan menghabiskan daya saat berlari. Tetapi menahannya sehingga tidak mengayun perlu lebih banyak energi. Klik di Situs ini
" Itu sebab mengayunkan lengan bakal mengurangi gerakan tubuh," penelitian itu melaporkan.
Sementara belajar paling baru mengutarakan bahwa jalinan antara pergerakan lengan dan model berjalan sanggup menjelaskan bagaimana jatah lengan telah berevolusi terhadap manusia.
No comments:
Post a Comment