Kisah haru wanita hamil 8 bulan meninggal karena corona
Kisah haru wanita hamil 8 bulan meninggal karena corona
Pantaipoker Ceme - Wanita hamil 8 bulan yang berstatus pasien dalam pemantauan (PDP) di Limboto, Kabupaten Gorontalo, diberitakan meninggal dunia, Senin (27/4). Pasien berusia 25 tahun tersebut meninggal ketika baru tiga jam menjalani perawatan Covid-19.
Dikutip Liputan6.com, pasien berinisial SWR itu tadinya dirujuk ke Rumah Sakit MM Dunda Limboto, pada Senin (27/4) pagi pukul 07.00 Wita. Pasien yang adalahwarga Kelurahan Hunggaluwa, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo tersebut mengeluh sesak napas dan sempat kejang-kejang.
"Melihat situasi yang ada, maka dilaksanakan rapid test. Hasil rapid test positif,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo, Roni Sampir.
Berdasarkan keterangan dari Roni, setelah dilaksanakan penanganan kesebelasan medis dalam rentang tiga jam kemudian, situasi pasien tidak dapat tertolong lagi. Pasien meninggal pukul 10.00 Wita.
"Karena meninggal dalam situasi reaktif rapid test, maka proses pemulasaran jenazah dilaksanakan sesuai protokol kesehatan Covid-19 yang tidak dapat dihadiri keluarga," kata Roni Sampir.
Roni mengatakan, pihak keluarga tadinya sempat menolak. Akan namun setelah diserahkan penjelasan, maka pihak keluarga dapat menerima. Pemakanan ibu yang hamil 8 bulan itu dilaksanakan sesuai standar dan protokol kesehatan Covid-19.
"Untuk bayinya sebab masih 8 bulan, dan belum dapat dilahirkan, maka ikut pula meninggal bareng ibunya. Proses pemakaman dilaksanakan pukul 16.00 Wita, terus dihadiri oleh bagian TNI-Polri," tandas Roni Sampir.
Sementara di antara pihak family yang namanya tidak inginkan ditulis mengaku, paling terpukul saat jenazah mesti dimakamkan dengan protap jenazah Covid-19. Namun mereka hanya dapat pasrah dan mengekor anjuran protokol kesehatan.
"Awalnya kami menolak, namun sebab sudah aturanya seperti tersebut mau apa lagi, kami hanya dapat menyaksikan dari jauh," ungkapnya.
Meski begitu, sesudah prosesi pemakaman berlalu pihak family tidak langsung beranjak dari lokasi itu. Mereka tetap mengemban doa bareng di atas pusara tetapi sebelumnya telah disemprotkan cairan desinfektan.
"Kami tetap laksanakan doa dengan adat dan tradisi kami,"


No comments:
Post a Comment