Virus Corona di Masa Depan Akan Menjadi Penyakit Selesma Baru - PANTAIPOKER

Breaking

Sunday, March 29, 2020

Virus Corona di Masa Depan Akan Menjadi Penyakit Selesma Baru

Virus Corona di Masa Depan Akan Menjadi Penyakit Selesma Baru

Virus Corona di Masa Depan Akan Menjadi Penyakit Selesma Baru



Pantaipoker Ceme - Meskipun tingkat infeksi virus corona baru atau COVID-19 di China menurun, para ilmuwan negara itu memperingatkan dunia untuk bersiap hadapi mungkin terburuk.

Mereka mengklaim virus COVID-19 berikut mampu menjadi 'selesma baru' di jaman depan.

Presiden Akademi Ilmu Kedokteran, Wang Chen, menyatakan COVID-19 berlainan dari virus pemicu Sindrom Pernafasan Akut (SARS) yang sangat menular dan mematikan.

" Dalam jangka panjang, COVID-19 mungkin bakal menjadi penyakit baru bagi manusia, layaknya halnya selesma," katanya layaknya dilansir South China Morning Post.

Sampai hari Jumat, 21 Februari 2020, infeksi baru COVID-19 di luar wilayah Hubei dilaporkan mengalami penurunan sepanjang 16 hari berturut-turut. Sementara kasus baru di wilayah Hubei mengalami penurunan di hari ke tujuh.

Namun, asisten profesor kesehatan dan ekonomi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Yale Chen Xi menyatakan masih sangat dini untuk menyimpulkan bahwa infeksi sudah raih puncaknya.

" Kunci untuk mengendalikan virus adalah penelitian ilmiah," katanya. Selain itu, permintaan pasokan medis senantiasa tinggi dan penduduk berada terhadap tahap gawat untuk memerangi penyakit ini.

Selain itu, lanjut Chen Xi, isolasi terhadap Kota Wuhan masih belum nampak efisien membendung penyebaran COVID-19. Sebanyak 394 kasus baru dilaporkan di China dengan 114 kematian terhadap Rabu, 19 Februari 2020, sedang malam kala setempat.

Sejauh ini, COVID-19 sudah menginfeksi 75.725 orang dari 27 negara dengan keseluruhan kematian raih 2.128 jiwa. Sementara itu, menurut sebuah laporan oleh Komisi Kesehatan China, jumlah pasien yang sembuh sudah raih 16.155 jiwa.

Pemerintah Korea Selatan resmi perlihatkan kota Daegu sebagai `zona manajemen khusus`, Jumat 21 Februari 2020, gara-gara disinyalir menjadi wilayah penyebaran virus Corona, Covid-19.

Otoritas kesehatan Korea Selatan melaporkan sebanyak 52 kasus baru Covid-19. Angka itu meningkatkan kasus infensi virus Corona di Korea Selatan menjadi 156.

Lonjakan itu, terlebih di wilayah Daegu, mengakibatkan ketakutan wabah itu makin tidak mampu dikendalikan oleh Negeri Ginseng tersebut.

Di Seoul, pemerintah setempat sudah melarang aksi demonstrasi besar-besaran, untuk menghambat penyebaran virus Covid-19.

Lonjakan infeksi di Daegu dan sebagian kasus di Seoul tidak tahu rutenya. Kasus sebaran ini lebih-lebih baru diakui pemerintah Korsel terhadap Kamis, 20 Februari 2020.

Perdana Menteri Korsel, Chung Se-Kyun, menyatakan bahwa pemerintah bakal berkonsentrasi di wilayah tenggara yang terdampak. Pemerintah bakal sediakan tempat tidur, peralatan, dan staf medis.

Walikota Daegu, Kwon Young-jin, mendesak 2,5 juta orang di kota itu untuk tinggal di tempat tinggal dan mengenakan masker lebih-lebih di didalam ruangan jika memungkinkan.

Para pejabat di Pulau Jeju mengatakan, seorang anggota angkatan laut berusia 22 tahun yang berbasis di pulau itu dinyatakan positif terinfeksi virus Corona terhadap hari Jumat, sebagian hari sesudah datang ke Daegu untuk berlibur.

Pelaut yang kala ini dirawat di tempat tinggal sakit sipil di pulau itu merupakan pasien virus pertama di Jeju.

Sementara itu, dugaan penyebaran virus berasal mengarah ke sebuah geraja menurut pengakuan dari pusat kendali dan pencegahan penyakit Korea Selatan, 28 kasus Covid-19 terkonfirmasi berkaitan dengan Gereja Shincheonji Yesus, Kuil Tabernakel Kesaksian.

Dugaan ini berawal dari ditemukannya seorang perempuan berusia 61 tahun yang mengalami infeksi virus Covid-19.

Tidak tahu bagaimana dia tertular penyakit Covid-19, gara-gara dia tidak lakukan perjalanan ke luar negeri baru-baru ini. Menurut sebuah pengakuan pemerintah, dia dirawat di tempat tinggal sakit terhadap 7 Februari sesudah kecelakaan mobil. Dia mengalami demam tiga hari kemudian, dan dikonfirmasi sudah dinyatakan positif mengidap coronavirus terhadap 18 Februari.

Pihak gereja mengonfirmasi bahwa pasien ke-31 Covid-19 sudah menghadiri sarana di Daegu. Media setempat melaporkan bahwa sekitar 1.000 anggota gereja sudah menghadiri ibadah dengan pasien positif Covid-19.

Sejak kala itu gereja menutup fasilitasnya, memindahkan seluruh ibadah dan pertemuan online. Daegu saat ini bersiaga, dan sudah mengambil tindakan terhitung menutup perpustakaan umum, menangguhkan kelas taman kanak-kanak, dan menunda acara besar.

Sebuah pangkalan militer AS di kota itu sudah membatasi akses dan memberlakukan karantina terhadap setiap pasukan yang baru-baru ini menghadiri gereja Shincheonji.

Berita duka dikeluarkan oleh sebuah tempat tinggal memproses di Hubei, China terhadap 16 Februari lalu. Hubei merupakan provinsi tempat kota Wuhan berada. Kota yang menjadi pusat penyebaran virus mematikan corona.

Berita itu berisi pengumuman berkenaan kematian seorang sutradara film Tionghoa bernama Chang Kai.

Pria 55 tahun itu meninggal di sebuah tempat tinggal sakit komunitas di Distrik Huangpi, Wuhan sekitar pukul 4:50 sore terhadap 14 Februari 2020 gara-gara infeksi Covid-19 atau corona virus.

Kisah pilu keluarga sutradara ini mengambil perhatian khalayak.

Pasalnya sebelum kepergian Chang, satu per satu orang tersayangnya terhitung menjadi korban keganasan wabah mematikan itu.

Chang dan tiga anggota keluarganya meninggal dunia gara-gara Covid-19.

Bermula terhadap malam tahun baru Imlek kala seluruh keluarga meluangkan diri untuk bertemu.

Pada hari pertaman Tahun Baru China atau tepatnya 25 Januari, ayah Chang tiba-tiba sakit.

Ia mengalami batuk dan demam disertai susah bernafas. Chang pun sontak membawa ayahnya ke tempat tinggal sakit untuk perawatan.

Namun sayangnya mereka ditolak gara-gara sudah tidak tersedia kembali tempat tidur. Rumah sakit menganjurkan untuk mengarantina ayahnya di tempat tinggal dan mengirimkan dokter.

Mereka kembali ke tempat tinggal dan mengupayakan memelihara ayahnya yang sakit parah.

Seorang dokter pun pada akhirnya singgah terhadap tanggal 2 Februari untuk memeriksa ayah Chang. Tetapi kondisinya memburuk sangat cepat dan ia meninggal sebagian jam kemudian di rumah.

Dalam sebuah surat wasiat, Chang menuliskan bahwa meninggalnya ayahnya adalah pukulan besar bagi ibunya yang sudah kelelahan akibat penyakit itu.

Ya, sang ibu terhitung terinfeksi Covid-19. Chang pun membawanya ke tempat tinggal sakit Wuchang terhadap 4 Februari dan meninggal empat hari kemudian.

Sementara itu, Chang terhitung perlihatkan gejala terhadap 4 Februari Setelah memelihara orang tuanya yang terinfeksi sepanjang berhari-hari di rumah.

Ia kemudian dikirim ke tempat tinggal sakit di Distrik Huangpi. Chang pada akhirnya meninggal terhadap 14 Februari di hari yang serupa dengan saudara perempuannya walaupun tinggal beda rumah.

Chang meninggalkan istri dan putranya yang belajar di luar negeri. Istri Chang terhitung didiagnosis positif sebagian hari sesudah Chang masih di tempat tinggal sakit.

Di akhir tulisan terhadap surat wasiatnya, Chang berbicara kepada orang-orang yang dicintainya, terhitung putranya yang belajar di Inggris.

Bahwa dirinya lakukan yang terbaik sebagai seorang anak yang berbakti. " Perpisahan, untuk mereka yang kucintai dan mereka yang mencintaiku," ujar dia.

No comments:

Post a Comment

Viral Pemuda Aniaya Tukang Sol Sepatu dengan Tendangan Kung Fu hingga Terpental

Viral Pemuda Aniaya Tukang Sol Sepatu dengan Tendangan Kung Fu hingga Terpental Viral Pemuda Aniaya Tukang Sol Sepatu dengan Tendangan Ku...