Buntut Kematian Dua Mahasiswa Demonstran, Kapolres Kendari Dicopot - PANTAIPOKER

Breaking

Thursday, October 10, 2019

Buntut Kematian Dua Mahasiswa Demonstran, Kapolres Kendari Dicopot

Buntut Kematian Dua Mahasiswa Demonstran, Kapolres Kendari Dicopot

Buntut Kematian Dua Mahasiswa Demonstran, Kapolres Kendari Dicopot





http://www.pokerpantai.org// -Kapolres Kendari, AKBP Jemi Djunaidi, Kasat Reskrim, AKP Diki Kurniawan, dan lima bintara polisi dipindahkan berasal dari daerah tugasnya.

Pemindahan itu karena buntuk tembakan yang terlontar dan membuat dua orang mahasiswa Universitas Halu Oleo tewas.

Jemi Junaidi dimutasi ke Polda Kalimantan Tengah sebagai Kabag Dalpres. Sementara itu, Diki Kurniawan dicopot berasal dari jabatannya.

Diki dan lima bintara Polres Kendari berstatus bebas tugas. Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara, AKBP Harry Goldenhardt mengatakan, Diki dan lima bintara Polres Kendari itu bebas tugas sejak 5 Oktober 2019.

Keenamnya tidak diizinkan lakukan tugas kepolisian, meski wajib tetap masuk kantor.

" Mereka tidak diberikan kewenangan lagi untuk lakukan tugas," kata Harry Rabu, 9 Oktober 2019.

Sebelum dibebastugaskan, Diki sempat pindak ke posisi baru sebagai perwira menengah di Biro Operasional Polda Sulawesi Tenggara.

Lima orang bintara polisi lainnya berasal dari Polres Kendari, ikut dipindahkan ke Bagian Pelayanan Masyarakat (Yanma) Polda Sulawesi Tenggara. Kelimanya ikut di dalam pengamanan aksi demonstrasi berdarah yang menewaskan Randi (21) dan Muhammad Yusuf Kardawi (19).

" Status Kasat Reskrim kan masih terperiksa, karena dianggap melanggar SOP kala unjuk rasa," kata dia.

Harry menjelaskan, pelanggaran SOP dimaksud adalah membawa senjata api kala demonstrasi. Padahal, sehari sebelumnya, telah ditekankan sehingga tidak membawa peluru karet dan tajam.

" Selanjutnya bakal kita rilis pertumbuhan berkenaan pemberkasan kasus mereka dan sidang," ujar dia.

M Yusuf Kardawi, mahasiswa jurusan Teknik D-3 Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara, dinyatakan meninggal dunia. Yusuf yang sempat parah menekuni perawatan intensif di RSU Bahteramas, Kendari.

" Iya pasien Muh Yusuf Kardawi (19) menekuni perawatan intensif pascaoperasi di RSU Bahteramas Kendari, Sulawesi Tenggara meninggal dunia Jumat, 27 September 2019 kurang lebih pukul 04.00 WITA," kata Plt Direktur RSU Bahteramas, dr Sjarif Subijakto.

Antara melansir, Yusuf merupakan pasien rujukan berasal dari RS Ismoyo Korem 143/Haluoleo yang menerima operasi karena cedera betul-betul kala aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Sulawesi Tenggara, Kamis, 26 September 2019.

Yusuf menjadi korban ke dua yang tewas setelah aksi ini. Sebelumnya, mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan UHO, Randi meninggal kala bentrokan, Kamis, 26 September 2019.

Kapolres Kendari AKBP Jemi Junaidi yang dikorfirmasi tidak bersedia mengimbuhkan penjelasan.

Satu orang mahasiswa Universitas Halu Oleo tewas kala berunjuk rasa. Randi, mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan angkatan 2016, meninggal.

Randi dianggap tewas akibat luka tembak di bagian dada sebelah kanan. Satu mahasiswa lainnya dilaporkan kritis.

Muhammad Yusuf Kardwi, mahasiswa Fakultas Teknik angkatan 2018. Dilaporkan Inikata Sultra, Yusuf parah akibat luka di bagian kepala.

Kepala Penerangan Korem 143/HO, Mayor Arm Sumarsono. Dia meninggal pukul 18.15 Wita.

" Benar. Satu korban parah yang sempat ditangani RS TNI dan dirujuk ke RSUD Bahteramas telah meninggal dunia," ujar Sumarsono.

Sesaat sebelum insiden, terjadi kericuhan pada mahasiswa dan polisi di depan Kantor DPRD Povinsi Sulawesi Tenggara kurang lebih pukul 16.40 Wita.

Saat itu, massa demo mahasiswa berusaha masuk ke depan gedung sekretariat DPRD sejak aksi mulai digelar pukul 13.00 Wita.

Menteri koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto, mengatakan, aksi demonstrasi mahasiswa terhadap Selasa 24 September 2019 telah disita alih grup tak bertanggung jawab.

" Saya kira yang dihadapi atau bersama lain grup yang mengambil alih alih demonstrasi mahasiswa itu, bukan murni lagi untuk mengoreksi kebijakan pemerintah namun telah lumayan bukti bahwa mereka menghendaki menduduki DPR dan MPR sehingga DPR tidak bisa lakukan tugasnya, di dalam makna DPR tidak bisa dilantik," kata Wiranto September 2019.

Wiranto mengatakan, para perusuh melawan aparat polisi pakai batu, kembang api, dan panah. Para perusuh itu bergerak terhadap malam hari dan berusaha mengundang korban.

Dia menyebut, grup perusuh itu menghendaki menggagalkan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terhadap 20 Oktober 2019.

Sementara itu, Kapolri, Jenderal Tito Karnavian mengatakan, tidak ada pendemo yang tewas akibat luka tembak. Dia membantah kabar yang beredar di media sosial bahwa ada mahasiswa tewas dan dirawat di RS Bhayangkara. http://www.pokerpantai.org/

" Ada infonya (pendemo) pingsan dan sesudah itu dibawa ke RS Polri. Dan keterangan kala yang terkait meninggal dunia bukan pelajar, bukan mahasiwa, namun grup perusuh," ujar Tito.

Tito menyebut, bisa saja massa yang tewas karena kekurangan oksigen. Sebab, dia memastikan, tidak ada bagian yang tidak dibekali bersama senjata.

" Sehingga dianggap bisa saja besar yang terkait meninggal karena kekurangan oksigen. Karena di sana kala demo kan panas itu atau bisa saja suasana fisiknya tengah drop karena kita kan enggak mengerti bagaimana suasana fisik seseorang," kata dia.

No comments:

Post a Comment

Viral Pemuda Aniaya Tukang Sol Sepatu dengan Tendangan Kung Fu hingga Terpental

Viral Pemuda Aniaya Tukang Sol Sepatu dengan Tendangan Kung Fu hingga Terpental Viral Pemuda Aniaya Tukang Sol Sepatu dengan Tendangan Ku...