Aku Harus Menghidupi 3 Anakku Ketika Suami Pergi Bersama Kekasihnya

Pantaipoker Ceme -Menikah dengan Barry adalah impianku sejak kami mulai berkencan untuk pertama kalinya. Tetapi tidak kusangka kalau Barry melamarku ketika kami baru lulus, tepatnya ketika aku akan masuk ke sebuah universitas. Keluargaku sangat bahagia mendengar kabar itu, harus kuakui mereka termasuk demokratis dalam hal seperti ini.
Pernikahan kami berlangsung sangat lancar dengan dihadiri beberapa kerabat dekat dan juga semua keluarga. Namun tak lama setelah menikah, aku terpaksa berhenti kuliah karena melahirkan anak pertama kami. Awalnya aku melanjutkan kuliah setelah usianya menginjak dua tahun.
Tetapi rencana tinggallah rencana, ketika anakku berusia dua tahun, aku kembali mengandung anak kedua. Keinginan untuk meneruskan pendidikan pun akhirnya harus kukubur dalam-dalam. Aku tidak ingin melewatkan semua tumbuh kembang mereka.
Barry tidak membolehkanku menggunakan alat kontrasepsi karena takut ada efek samping yang berbahaya. Namun efek samping yang lainnya adalah aku kembali mengandung anak ketiga di saat kedua anakku masih sangat kecil.
Uang yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan mereka pun tidak sedikit. Tiba-tiba Barru menghampiriku dengan wajah kusut, bukan penampilannya yang membuat hatiku terasa tersayat. Tetapi apa yang Barry sampaikan sesaat anak ketiga kami akan lahir.
"Aku lelah dengan semua kebutuhan yang harus kupenuhi di rumah ini. Aku ingin kita berpisah, aku butuh istirahat dari semua kekacauan ini" ucapnya. Setelah mengucapkan kalimat yang menyakitkan, Barry bergegas mengemas semua barang-barangnya sedangkan seorang wanita sudah menunggunya di dalam mobil yang terparkir tepat di depan rumah.
Barry meninggalkan rumah dan pindah bersama kekasihnya pada hari yang sama setelah dia memutuskan untuk meninggalkan aku. Hanya berselang beberapa hari akhirnya bayi yang di dalam kandunganku lahir. Tak seperti biasanya aku menikmati masa-masa mengurus bayiku yang masih sangat merah.
Aku sadar kalau ketiga anakku membutuhkan banyak biaya, aku meminta ibuku untuk pindah bersama kami dan mengurus semua anakku. Sedangkan aku harus bekerja sebagai tukang bersih-bersih di salah satu perusahaan besar karena pendidikanku yang tidak sampai universitas.
Satu tahun bekerja gaji yang kuperoleh tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan anak-anakku. Aku kemudian mengambil kerja paruh waktu pada akhir pekan sebagai sales supermarket. Sedangkan malam hari, aku harus mempelajari banyak hal agar aku bisa dipromosikan di supermarket tempat aku bekerja.
Seolah waktu 24 jam tidaklah cukup bagiku, di sela-sela semua kesibukan aku masih harus mengurus ketiga anakku. Mereka tak hanya membutuhkan uangku tetapi juga kasih sayang dan perhatian dariku. Aku tidak ingin mereka lebih dekat pada neneknya dibandingkan denganku.
Sejujurnya aku merindukan Barry, setidaknya saat keluarga kami masih sangat harmonis. Sejak kepergian Barry, aku tidak pernah berkencan dengan siapa pun karena terlalu malu menjadi ibu dengan tiga anak sekaligus. Aku hanya menyimpan semua hasratku dan menyalurkannya pada semua pekerjaan dan pengetahuan yang harus kupelajari.
Tahun demi tahun aku lewati dan beberapa kali mendapatkan promosi untuk naik jabatan di supermarket tempat aku bekerja. Sampai akhirnya, aku bisa menduduki posisi sebagai direktur utama setelah puluhan tahun bekerja di sana.
Di usia yang tidak lagi muda, aku baru bisa mendapatkan kondisi keuangan yang stabil dan bisa memenuhi semua kebutuhan anakku. Setelah hampir 30 tahun, akhirnya aku bisa menemukan kembali kepercayaan diriku dan memberanikan diri untuk kembali menjadi seorang istri. Namun kali ini, aku menikahi pria yang telah sama-sama berjuang denganku selama hampir 15 tahun.Pantaipoker Ceme

No comments:
Post a Comment