Dampak Isolasi Diri Selama Pandemi Korona, Kasus KDRT Meningkat

Imbauan agara kurangi kegiatan di luar tempat tinggal selama wabah COVID-19 bisa mencegah penularan virus. Namun di sisi lain bisa mengakibatkan dampak lain yang tidak diinginkan, keliru satunya adalah potensi meningkatnya jumlah masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). http://128.199.71.150/pantaipoker/
Lembaga Bantuan Hukum – Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH Apik) mengatakan sudah tersedia 59 masalah KDRT, pemerkosaan, serta kekerasan seksual di Indonesia sejak 16-30 Maret 2020.
Hal selanjutnya diungkap oleh Komunitas orang muda untuk advokasi, dan pencegahan bunuh diri atau yang dikenal bersama dengan Into The Light Indonesia.
Dalam Twitternya @IntoTheLightID, mereka mencuit perihal imbauan PSBB atau berada di tempat tinggal selama pandemi korona justru mengakibatkan risiko peningkatan KDRT, sebab korban wajib tinggal dan berada di dalam tempat tinggal untuk jangka kala lama.
Pada lebih dari satu kasus, pelaku kekerasan justru mengfungsikan keadaan pandemi ini agar bisa memanipulasi korbannya
Dalam cuitan lain @IntoTheLightID mengatakan jikalau kalian atau orang lain menjadi korban kekerasan, sebaiknya membuat rencana keselamatan dan mecari perlindungan dari orang yang bisa dihubungi secara online.
Peningkatan jumlah KDRT di masa pandemi ini termasuk dialami di Amerika Serikat. Polisi dari Washington D.C., AS, menyatakan kala banyak orang yang dipulangkan ke tempat tinggal maka jumlah KDRT meningkat.
Hotline Kekerasan Dalam Rumah Tangga Nasional AS melaporkan banyak orang menelepon dan mengatakan bahwa pelaku KDRT mengfungsikan wabah korona sebagai alasan untuk mengisolasi mereka dari teman dan keluarga.
Fenomena sama termasuk terjadi di Australia. Menurut Yayasan Lokahi di Sydney, Rachel Natoli, mengungkapkan bahwa keadaan terhadap masa ini yang penuh tekanan serta menantang ekonomi, sering kali membuat tingkat penganiayaan meningkat.
Data dari organisasi kebugaran dunia (WHO), sebanyak satu dari tiga wanita di dunia dulu mengalami kekerasan fisik atau seksual selama hidupnya.

No comments:
Post a Comment