'Walking Shark' dan Terumbu Karang Surga Bawah Laut Ternate - PANTAIPOKER

Breaking

Sunday, February 2, 2020

'Walking Shark' dan Terumbu Karang Surga Bawah Laut Ternate

'Walking Shark' dan Terumbu Karang Surga Bawah Laut Ternate

'Walking Shark' dan Terumbu Karang Surga Bawah Laut Ternate

image
Pantaipoker DominokiuTernate di Provinsi Maluku unsur utara punya tidak sedikit destinasi bawah laut yang menawarkan satu biota endemik langka, yaitu gorango haga atau hiu berlangsung hemiscyllium Halmahera. Hemiscyllium halmahera atau hiu berlangsung merupakan fauna endemik Maluku unsur utara yang ditemukan ilmuwan Australia, Gerrard Allen, pada 2008.

Oleh penduduk setempat, hiu berlangsung ini dikenal dengan sebutan gorango haga. Allen mengejar gorango haga ketika menyelam di teluk buli, pulau Halmahera, tetapi baru ditetapkan endemik sesudah Allen mengerjakan riset pada 2012.

Walking shark gampang ditemukan di titik penyelaman taman Falajawa di pusat Kota Ternate. Nurkhalis, peneliti Universitas Khairun menyatakan, tidak seluruh titik selam di Ternate bisa ditemukan hiu berlangsung Halmahera.


"Hal ini paling dipengaruhi ialah karakteristik habitat, sampai-sampai tidak seluruh pesisir dapat ditemukan hiu berlangsung halmahera. Paling gampang ditemukan di pesisir pergantian antara padang lamun dengan terumbu karang,"

Hewan ini mempunyai warna dasar cokelat dengan sebanyak bintik gelap berbentuk polygon, walau termasuk dalam jenis hiu, hemiscyllium halmahera melulu mempunyai panjang 68 sentimeter sampai 1,22 meter. Walking shark memakai sirip dada, panggul, dan punggung guna merayap di pasir sampai-sampai terlihat seakan-akan fauna ini tengah berjalan.

Di Kota Ternate, gorango haga sangat mudah didatangi di pesisir pantai yang terletak di pusat kota, di kedalaman 2 hingga 3 meter. Sekali penyelaman, penyelam dapat menemukan 3 sampai 6 ekor walking shark. Sebagai fauna nocturnal, walking shark lebih gampang ditemukan pada penyelaman malam hari.

"Hiu berlangsung halmahera atau walking shark ini lebih memilih berlangsung atau beraktifitas di malam hari untuk menggali makan, jadi bila siang hari dia lebih memilih untuk membisu di balik batu karang, makanannya ialah kepiting maupun udang," kata penyelam Adita agoes.

"Hiu berlangsung halmahera tidak berenang laksana hiu pada umumnya tetapi dia dikenal dengan merayap memakai siripnya. Kalau di tempat pantai taman nukila anda sudah dapat menjumpai dijarak selama 30 meter dapat dilihat 3-6 ekor."

Sebagai fauna endemik, eksistensi walking shark di pesisir Ternate adalahharta karun dunia bawah laut. Namun reklamasi yang 'getol' dilaksanakan pemerintah daerah sejumlah tahun belakangan ini dikhawatirkan bakal mengganggu habitat hiu berlangsung hemiscyllium Halmahera.

Dekan fakultas perikanan dan ilmu kelautan Universitas Khairun ternate, dr. Janib Haji Ahmad menyatakan, rekayasa pesisir pantai berupa reklamasi bakal mengganggu pola arus yang dominan pada migrasi biota laut. Karena tersebut pembangunan seharusnya pun mempertimbangkan aspek ekologi.

"Jadi evolusi pesisir tersebut punya korelasi dengan pola arus, jadi bila pisisir tersebut dirakayasa (reklamasi) maka terjadi evolusi pola arus, dan tersebut pasti bakal mengganggu biota sampai-sampai terjadilah perubahan," ucap dr. Janib.

"Untuk tersebut yang dipikirkan oleh pengambil kebijakan ialah bagaimana mengidentifikasi evolusi biota endemik ini sebab akan membawa eko wisata di Ternate," ucapnya kemudian.

Dengan segala kekayaan alam di sana, telah seharusnya pemerintah dan masyarakat kompak mengawal lingkungan, tujuannya lagipula kalau bukan mengayomi hiu-hiu lucu ini. Pantaipoker Dominokiu

No comments:

Post a Comment

Viral Pemuda Aniaya Tukang Sol Sepatu dengan Tendangan Kung Fu hingga Terpental

Viral Pemuda Aniaya Tukang Sol Sepatu dengan Tendangan Kung Fu hingga Terpental Viral Pemuda Aniaya Tukang Sol Sepatu dengan Tendangan Ku...