Dua Istri Wakil Bupati Blitar Dilantik Jadi Kepala Desa

Pantaipoker Dominokiu
Ada yang unik di dalam pelantikan kepala desa hasil penentuan serentak di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Dua di pada para kepala desa yang dilantik terhadap Jumat 13 Desember 2019 merupakan istri Wakil Bupati Marhaenis Urip Widodo.
Kedua istri Marhaenis yang dilantik jadi kepala desa adalah Halla Unariyanti (43) dan Fendriana Anitasari (33). Halla terpilih sebagai Kepala Desa Bendosewu, Kecamatan Talun. Fendriana jadi Kepala Desa Wonorejo, Kecamatan Talun.
Dalam Pilkades serentak Kabupaten Blitar 2019, Halla dan Ferdiana merupakan petahana. Fendriana mengaku bersyukur lagi terpilih. Dia dapat melanjutkan program-program yang telah dibikin sebelumnya.
" Yang paham dapat melanjutkan visi misi dari periode selanjutnya sebab dari RPJ desa ada empat yang belum terlaksana yang kaitannya dengan pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat," kata Fendriana,
Beberapa program yang mendambakan dilaksanakan Fendriana pada lain pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Salah satunya koperasi simpan pinjam berbasis syariah.
Tak hanya itu, Fendriana juga dapat menambah sarana di sejumlah tempat wisata yang ada di desanya. Dia mendambakan agar tempat wisata tersebut tambah menarik dan jumlah pengunjung meningkat.
Masih ada lagi, dia juga dapat mendorong masyarakat untuk mengikuti program BPJS Ketenagakerjaan. Ini mengingat desanya adalah sentra memproses genteng namu tidak semua entrepreneur mengikuti program tersebut.
" Jika entrepreneur ikut BPJS Ketenagakerjaan, mereka ikut dan juga beri tambahan jaminan terhadap para pekerjanya," kata Fendriana.
Terpisah, Halla Ariyanti yang merupakan istri pertama Wabup Marhaenis juga bersyukur. Terlebih, jabatannya sebagai Kades senantiasa mendapat pemberian dari suaminya.
" Luar biasa. Bapak juga mendukung kami. Beliau mendukung selama itu terbaik untuk masyarakat dan bisa berfungsi untuk masyarakat. Kami lagi maju kan atas motivasi masyarakat," kata dia.
Jangan pernah membayangkan kancah politik tingkat kampung tidak sepanas nasional. Bahkan, konflik bisa keluar dengan mudah.
Seperti yang berlangsung di Desa Tangkil, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Pendukung tidak benar satu calon kepala desa laksanakan aksi nekat.
Aksi nekat itu dilaksanakan di Kampung Jogjogan. Jalan kecil yang telah dibeton dirusak hingga tersisa tanah akibat calon kepala desa yang mereka dukung kalah di dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades).
Jalan tersebut merupakan jalur yang menghubungkan Desa Tangkil dengan Desa Cinagara. Jalan yang sering dilewati sepeda motor itu digali sedalam 150 centimeter agar tidak bisa dilewati.
Salah satu warga, Mulyana, mengaku kudu menyita jalur memutar dengan jarak yang lebih jauh. Sebelumnya, dia sering melintas di jalur tersebut.
" Kalau lewat Kampung Jogjogan menuju desa sebelah (Cinagara) jaraknya lebih dekat," kata Mulyana,
Warga setempat menjelaskan jalur tersebut sesungguhnya telah ada sejak lama namun belum dibangun. Jalan itu baru dibeton terhadap 2016 memanfaatkan dana desa.
" Sudah ada sejal lama, ada kali 20 tahunan mah. Tapi pernah tetap tanah, terus ditembok dan paling akhir dicor," kata Mulyana.
Pemilik lahan yang dilewati jalur tersebut mendukung tidak benar satu calon kades. Sayangnya, calon yang didukung kalah di dalam Pilkades serentak Kabupaten Bogor 2019. Pantaipoker Dominokiu
Masalah ini telah diketahui oleh para perangkat desa. Pelaksana Jabatan Sementara (Pjs) Kepala Desa Tangkil, Aruman, menjelaskan pihaknya telah berkoordinasi dengan Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Caringin untuk menyelesaikan kasus ini dan menggelar mediasi dengan pemilik tanah.
Diketahui, jalur yang dirusak berada di atas tanah milik bagian tim berhasil tidak benar satu calon Kades.
" Sampai saat ini belum ada kesepakatan dengan pemilik tanah. Tapi kami dapat terus laksanakan mediasi agar jalur itu lagi bisa dilewati warga," kata Aruman.
Menurut Aruman, Pemerintah Desa Tangkil menggelar betonisasi sejumlah ruas jalur desa terhadap 2016 lalu. Saat pembangunan, kata dia, pemilik lahan tidak keberatan tanahnya jadi akses warga.
" Malah pemilik lahan ikut gotong royong membangun jalur tersebut. Pemilik juga tidak pernah melarang atau menghentikan pembangunan," kata dia.

No comments:
Post a Comment