Jakarta Hari Ini Ultah, Ini Sejarah Nama Jalan di Ibukota

www.pokerpantai.org
Jakarta merayakan hari jadinya ke-492 pada hari ini, Sabtu, 22 Juni 2019. Selama hampir setengah abad, kota yg pernah miliki nama Batavia ini telah jadi saksi bisu sejarah bangsa ini dan dunia.
Jakarta pernah jadi area tinggal bocah kecil bernama Barrack Obama. Pria yang kelak jadi Presiden Amerika Serikat.
Di kota ini pula, bangsa Indonesia menyuarakan kemerdekaannya.
1. Senayan
Salah satu wilayah populer di ibu kota yaitu Senayan. Di kawasan ini terdapat pusat politk dan olahraga.
Gelanggang Bung Karno (GBK) dibangun pada 1960-an atas perlindungan pemerintah Uni Soviet jaman kepemimpinan Nikita Sergeiwitsj Kruschev. Tak jauh dari GBK terdapat gedung DPR, MPR, dan DPD.
Zaenuddin HM mengatakan, nama Senayan berasal dari kondisi wilayah jaman lampau. Pada peta Topographische Bureau Batavia pada 1902, kawasan Senayan masih ditulis Wangsanajan atau Wangsanayan.
Kata Wangsanayan artinya tanah area tinggal atau tanah milik seseorang yang bernama Wangsanayan.
2. Menteng
Sejak zaman kolonial Belanda, Menteng merupaka tidak benar satu kawasan elite di Jakarta. Tapi, sebelum jadi wilayah pemukiman elite, kawasan ini dikenal sebagai hutan yang ditinggali binatang buas.
Pada 1912, Gubernur Jenderal Wilem Herman Daendels menjadikan Menteng sebagai perumahan untuk pegawai pemerintah Hindia Belanda.
Menteng merupakan perumahan villa pertama di Batavia yang dikembangkan antara 1910 dan 1918. Perancangnya adalah tim arsitek yang dipimpin PAJ Mooijen, arsitek asal Belanda yang merupakan bagian tim pengembang yang dibentuk Pemerintah Kota Batavia.
Dalam perkembangannya, Menteng terbagi jadi lebih dari satu nama lainnya. Sehingga terdapat kampung kecil di dalamnya layaknya Menteng Atas, Menteng Dalam, dan Menteng Pulo.
3. Ragunan
Taman Margasatwa Ragunan jadi tidak benar satu kebun binatang yang terdapat DKI Jakarta. Tapi, didalam sejarahnya, kebun binatang Ragunan merupakan kebun binatang kedua yang didirakan di Jakarta.
Awalnya, DKI Jakarta miliki kebun binatang yang berlokasi Cikini Raya, Menteng. Kebun binatang itu dibangun oleh pelukis Raden Saleh di atas tanah seluas 10 hektare miliknya.
Tapi, pada 1964, Pemprov DKI Jakarta memindahkan koleksi Kebun Binatang Cikini ke Ragunan. Pada 22 Desember 1966, Kebun Binatang Ragunan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin bersama dengan nama Taman Margasatwa Ragunan.
Lalu, darimana asal nama Ragunan? Nama Ragunan konon berasal dari nama Pangeran Wiraguna, yaitu gelar yang disandang tuan tanah pertama di kawasan itu, Hendrik Lucaasz Cardeel, yang diperolehnya dari Sultan Banten Abunasar Abdul Qahar atau yang dikenal bersama dengan Sultan Haji.
Atas jasanya kepada Sultan Haji, Cardeel pun diangkat jadi Pangeran Wiraguna dan berhak atas sejumlah hektare tanah.
4. Kebayoran
Berbeda bersama dengan kondisinya yang sekarang, Kemayoran tempo pernah adalah sawah-sawah. Seperti dilansir jakarta.go.id, nama area yang terletak di Jakarta Pusat ini berasal dari kata mayor, yang merupakan jabatan atau pangkat yang diberikan pemerintah Belanda kepada orang-orang yang dinilai berjasa kepada kompeni.
Saat itu, jabatan mayor tak hanya diberikan kepada orang Belanda, tetapi terhitung diberikan kepada orang-orang China. Mereka diberi tugas untuk menarik pajak dari penduduk yang kudu dibayarkan dari tanggal 1 sampai 10 tiap tiap bulannya. Pajak yang ditarik tersedia dua macam, yaitu pajak area tinggal dan pajak penggarap sawah hasil bumi.
Untuk pajak area tinggal tiap bulannya ditarik sebesar satu picis. Sementara untuk pajak penggarap sawah hasil bumi dibagi tiga bersama dengan perincian petani penggarap mendapat 25 persen, tuan tanah 45 persen dan mandor 30 persen.
5. Gondangdia
Thomas Karsten, seorang ahli tata lingkungan pada masanya menilai, Menteng memenuhi seluruh kebutuhan perumahan untuk kehidupan yang layak.
Proyek Menteng dinamakan Nieuw Gondangdia dan tempati lahan seluas 73 hektare. Pada 1890 kawasan ini dimiliki 3.562 pemilik tanah. Batas selatan kawasan ini Banjir Kanal Barat yang selesai dibangun 1919.
Rancangan Mooijen lantas dimodifikasi FJ Kubatz bersama dengan merubah tata jalan dan menambahkan taman-taman, sampai raih bentuk yang senantiasa antara 1920 dan 1930.
Menteng dibangun ikuti tata cara Eropa. Namun, arsitekturnya dibikin ikuti cita rasa lokal sehingga cocok bersama dengan iklim tropis.
Rumah-rumah dibangun bersama dengan tiang-tiang yang tinggi, jendela yang besar, taman yang luas, dan sistem ventilasi yang baik, sehingga nyaman ditempati meskipun tanpa penyejuk ruangan.
Saluran air dan jalan-jalan dibangun, begitu terhitung sekolah dan bioskop. Sekolah yang dibangun adalah Sekolah Dasar Theresia yang diakses pada 1927.
Bioskop Menteng dibangun didalam tipe Indo-Eropa pada 1950, tetapi kini telah berubah jadi Plaza Menteng. Selain itu, dibangun pula fasilitas ibadah layaknya Gereja Paulus.
6. Matraman
Nama Matraman terrekam memahami di lagu kelompok band The Uptstair. Nama wilayah di Jakarta Timur itu miliki sejarah yang unik. www.pokerpantai.org
Berdasarkan penelusuran Liputan6.com dari berbagai literatur, ditemukan lebih dari satu versi sejarah perihal asal-usul Kampung Matraman.
Kampung ini diperkirakan jadi kawasan pertahanan pasukan Mataram di bawah pimpinan Sultan Agung dikala menyerang Kota Batavia lewat darat untuk kedua kalinya, yaitu pada 1629. Rachmat Ruhiat didalam Asal Usul Nama Tempat di Jakarta menyebut tidak mustahil jika di kawasan itu dibangun kubu-kubu pasukan Mataram, terhitung pasukan-pasukan dari Sumedang dan Ukur (Bandung).
Menurut dia, dikala Mataram menyerang Batavia, Ukur serta Sumedang merupakan bagian dari Kesultanan Mataram dan sesungguhnya diinformasikan ikut berpartisipasi.
Sementara itu, Djoko Soekirman didalam buku berjudul Kebudayaan Indis menyatakan, di Jakarta Matraman merupakan area tinggal Tuan Matterman. Namun, ia tidak menyebaut info lebih lanjut sumbernya.

No comments:
Post a Comment