Curhat Guru Ngajar Online: Terkendala Fasilitas Sampe Ditinggal Mabar - PANTAIPOKER

Breaking

Sunday, April 19, 2020

Curhat Guru Ngajar Online: Terkendala Fasilitas Sampe Ditinggal Mabar

Curhat Guru Ngajar Online: Terkendala Fasilitas Sampe Ditinggal Mabar

Curhat Guru Ngajar Online: Terkendala Fasilitas Sampe Ditinggal Mabar

w644-9
Setelah merebaknya virus corona di sejumlah lokasi Indonesia, banyak pemerintah tempat jadi menerapkan kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ).  http://128.199.71.150/pantaipoker/

Dengan terdapatnya kebijakan ini diharapkan sanggup memelihara siswa dari paparan Covid-19, gara-gara para siswa belajar dari rumah.

Kegiatan pembelajaran jarak jauh ini dimulai terhadap pertengahan Maret sampai sekarang, sambil terus ngeliat perkembangan virus corona Covid-19.

Total ada kira-kira 28,6 juta siswa dari SD sampai bersama SMA/SMK di sejumlah provinsi yang mesti meniti program belajar mengajar jarak jauh ini.

Dikutip dari Harian Kompas, 26 Maret 2020, Jumlah itu belum termasuk mahasiswa yang termasuk mengalami nasib sama.

Sampai bersama 18 Maret 2020, tercatat 276 perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia yang menerapkan kuliah daring.

Jumlah itu dipastikan bakal terus jadi tambah bersamaan meluasnya wabah virus corona di Indonesia. Pada tataran global, tercatat lebih dari 1,5 miliar peserta didik dari 192 negara yang terdampak virus corona, merujuk terhadap data UNESCO.

Siap atau engga, sekolah terpaksa mesti siap dan beradaptasi bersama metode pembelajaran baru di tengah ketidakpastian akibat wabah virus corona.

Terkendala sarana Nurul Istiqomah, seorang guru di MTsN 1 Kota Bima, Nusa Tenggara Barat mengatakan, sejak 18 Maret para siswa sudah laksanakan aktivitas pembelajaran dari rumah.

Setiap hari, guru ngasih tugas untuk dilaksanakan dan disatuka saat aktivitas pembelajaran kembali normal.

Menurutnya, pembelajaran melalui teleconference baru sanggup dimulai hari ini, Senin (13/4/2020). "Laman (teleconference) baru sanggup digunakan sekarang," kata Nurul

Sayangnya, proses pembelajaran via teleconference ini termasuk mendapat protes dari orang tua siswa gara-gara banyak dari mereka yang nggak punya sarana pendukung.

Saat ini, pihak sekolah pun tetap nyari solusi terbaik untuk menangani persoalan ini.

Kondisi sama diungkapkan Efendi, guru mata pelajaran PKn di SMPN di Jawa Tengah. Menurutnya guru yang tempat pinggiran agak susah sinyal dan siswa nggak punya gawai dan paketan internet yang mendukung.

Selain itu imbasnya termasuk jadi susah untuk mengembangkan pembelajaran gara-gara susah manfaatkan beragam menu atau fitur online yang ada.

"Jadi kelompok WA hanya sanggup dipakai sebagai tempat tanya jawab layaknya di kelas biasa. Padahal jika sarana online membantu sanggup mengajak siswa manfaatkan banyak fitur belajar online yang menarik. Kita yang di tempat pinggiran atau akses internet sukar tetap belum maksimal untuk pembelajaran online intinya," kata dia.

Selain persoalan sarana saat pembelajaran online, Efendi termasuk merasakan pengalaman tidak sama mengajar di kelas dan mesti melalui online.

Salah satunya mengenai Kedatangan muridnya. Kalau jadwal pagi umumnya dari 32 anak, yang respons untuk belajar online di kelompok WA kira-kira 5 anak.

"Yang lain kalo ditanya. 'Pada kemana anak-anak?' Jawabannya 'ada yang mabar dan ada yang belum bangun pak'," kata dia menceritakan.

Selain itu jika diajak nonton video pendek atau buka situs untuk bahan belajar, sejumlah siswa termasuk mengeluh.

Siswanya beralasan paket internet yang mereka punya hanya paket internet untuk chatting saja.

"Ada termasuk anak yang umumnya diem di kelas ini tiba-tiba saat belajar online aktif terus. Setelah diperiksa ternyata yang pegang hape orangtuanya. Ya namanya anak-anak sekolah di pinggiran lucu-lucu tingkahnya. Yang mutlak mereka tetep belajar dan nggak stress agar imunnya nggak menurun," ungkap dia.

Sementara mengenai belajar bersama saksikan TVRI, di kelasnya terhadap pagi hari belajar online mata pelajaran. Kemudian terhadap siang hari, anak-anak didampingi wali kelas menyaksikan TVRI mengkaji materi yang disampaikan.

"Tetap kuota internet yang berat, soalnya jika bahas materi tetap online minimal manfaatkan WA," jawabnya.

Memilih WhatsApp Sementara itu, seorang guru di MAN 1 Klaten, Nurul Aini mengaku diberi kebebasan untuk laksanakan aktivitas pembelajaran jarak jauh.

"Ada yang manfaatkan e-learning dari Kemenag, ada yang manfaatkan Google Classroom. Saya lebih memilih kelompok WhatsApp gara-gara siswa lebih enteng dikondisikan," kata Aini kepada Kompas.com, Senin (13/4/2020).

Minimnya sarana pembelajaran, layaknya gawai, laptop, dan sinyal internat jadi alasan lain mengapai Aini memilih pembelajaran melalui WhatsApp. Kondisi tidak sama dirasakan oleh Inas Nur Rasyidah, seorang guru di MIN 14 Al Azhar Asy Syarif, Jakarta Selatan.

Pembelajaran berbasis daring yang biasa diterapkan sekolahnya sebabkan proses pembelajaran dari rumah nggak menemui kendala berarti.

"Tugas-tugas tambahan pun kita share melalui kelompok WhatsApp yang berisi wali murid per kelasnya," kata Inas saat dihubungi.

Selain itu, sekolah termasuk ngasih aplikasi latihan soal berbasis daring yang sanggup dibuka melalui gawai atau laptop masing-masing.

Inas mengaku rindu sama situasi belajar di kelas bersama segala tingkah laku siswanya.

"Saya merasakan rindu mengajar di sekolah. Bisa berinteraksi langsung atau tatap wajah bersama siswa. Bisa mengawasi langsung perkembangan siswa," kata Inas.

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com bersama judul "Cerita Guru Mengajar Lewat Online: Terkendala Fasilitas sampai Ditinggal Mabar Siswa"

No comments:

Post a Comment

Viral Pemuda Aniaya Tukang Sol Sepatu dengan Tendangan Kung Fu hingga Terpental

Viral Pemuda Aniaya Tukang Sol Sepatu dengan Tendangan Kung Fu hingga Terpental Viral Pemuda Aniaya Tukang Sol Sepatu dengan Tendangan Ku...